Isabella adalah (cinta)
kisah cinta dua dunia (ku mencintainya seperti)
mengapa kita berjumpa,
namun akhirnya (namun)
terpisah...
ku mencintainya seperti
ku mencintainya seperti
laksamana Tuah dan Gusti Putri Retno Dumillah
untuk dia ku seberangi selat
bertemu sewaktu menaiki satu pesawat
pada mula suaranya buat ku hampir tewas
dan bila ku lihat wajahnya ku benar hampir tewas
sungguh wajah cantik mata pernah melewat
kapal terbang berlepas
ku langsung beralih tempat
dia mengizinkan ku duduk di pinggirnya dengan sopan
memperkenalkan dirinya sebagai Isabella
senyumannya ramah, pertuturannya manja
waktu kami bicara
waktu tinggi diantara Kuala Lumpur dan Jakarta
ku telah jatuh cinta
dan dia pun juga
bulan jatuh ke riba,
suka sama suka
walau apa halangan atau pancaroba
ku tetap kan coba
demi Isabella...
dia Isabella (cintaku)
lambang cinta yang lahara (ratuku)
terpisah kerana (namun)
adat yang berbeza
ku mencintainya seperti
dia cintaku yang pertama
seperti dia yang ku ingin tua bersama
setelah ku menunggunya untuk sekian lama
melengkapkan ku bagai lagu dan irama
setiap detik di Jakarta
ku disampingnya
dan dia disisiku
bagai isi dan kuku
kita berdua tahu
walau ramai mengganggu
kasihnya tetap utuh dan bertambah kukuh
jadi (jadi)
kita mula berbisik lebih dekat
genggam tangan lebih erat
tubuh dipeluk lebih kuat
disinari bintang-bintang diangkasa lepas
tidak mahu lelapkan mata walau malam pun dah lewat
hatiku ditambat bidadari
dan bila waktu ku harus pulang ke tanahair
di ruang menunggu dia katakan padaku
cinta, tungguku di Kuala Lumpur (yeah)
dia Isabella (cintaku)
lambang cinta yang lahara (ratuku)
terpisah kerana (namun)
adat yang berbeza
ku mencintainya seperti
Uda mencintai Dara
ku perlukannya bagai ku perlukan udara
seperti hamba yang menunggu angin lalu
namun, ku merasakan dirinya amat jauh
pencarianku seperti meraba dalam gelap
ku menantikan panggilannya
siang dan malam
kemudian tiba hari suaranya di gagang
perbualan pilu yang bermula dengan sayang
walau kau ku cinta untuk selamanya
kita tidak bisa berdua bersama
dan jika kau kasih
jangan tanya mengapa
kerna hatiku merana dan ku jua duka
berakhirlah kisah cinta yang terlarang
kita c**a manusia hanya bisa merancang
sebak di dada masih terasa hingga kini
untuk dia ku nyanyi lagu ini (yeah)
dia Isabella (cintaku)
lambang cinta yang lahara (ratuku)
terpisah kerana (namun)
adat yang berbeza
cintaku gugur bersama daun-daun kekeringan
moga dibukakan
pintu hatimu untukku
akan terbentang jalan
andainya kau setia
oh Isabella.......
kisah cinta dua dunia (ku mencintainya seperti)
mengapa kita berjumpa,
namun akhirnya (namun)
terpisah...
ku mencintainya seperti
ku mencintainya seperti
laksamana Tuah dan Gusti Putri Retno Dumillah
untuk dia ku seberangi selat
bertemu sewaktu menaiki satu pesawat
pada mula suaranya buat ku hampir tewas
dan bila ku lihat wajahnya ku benar hampir tewas
sungguh wajah cantik mata pernah melewat
kapal terbang berlepas
ku langsung beralih tempat
dia mengizinkan ku duduk di pinggirnya dengan sopan
memperkenalkan dirinya sebagai Isabella
senyumannya ramah, pertuturannya manja
waktu kami bicara
waktu tinggi diantara Kuala Lumpur dan Jakarta
ku telah jatuh cinta
dan dia pun juga
bulan jatuh ke riba,
suka sama suka
walau apa halangan atau pancaroba
ku tetap kan coba
demi Isabella...
dia Isabella (cintaku)
lambang cinta yang lahara (ratuku)
terpisah kerana (namun)
adat yang berbeza
ku mencintainya seperti
dia cintaku yang pertama
seperti dia yang ku ingin tua bersama
setelah ku menunggunya untuk sekian lama
melengkapkan ku bagai lagu dan irama
setiap detik di Jakarta
ku disampingnya
dan dia disisiku
bagai isi dan kuku
kita berdua tahu
walau ramai mengganggu
kasihnya tetap utuh dan bertambah kukuh
jadi (jadi)
kita mula berbisik lebih dekat
genggam tangan lebih erat
tubuh dipeluk lebih kuat
disinari bintang-bintang diangkasa lepas
tidak mahu lelapkan mata walau malam pun dah lewat
hatiku ditambat bidadari
dan bila waktu ku harus pulang ke tanahair
di ruang menunggu dia katakan padaku
cinta, tungguku di Kuala Lumpur (yeah)
dia Isabella (cintaku)
lambang cinta yang lahara (ratuku)
terpisah kerana (namun)
adat yang berbeza
ku mencintainya seperti
Uda mencintai Dara
ku perlukannya bagai ku perlukan udara
seperti hamba yang menunggu angin lalu
namun, ku merasakan dirinya amat jauh
pencarianku seperti meraba dalam gelap
ku menantikan panggilannya
siang dan malam
kemudian tiba hari suaranya di gagang
perbualan pilu yang bermula dengan sayang
walau kau ku cinta untuk selamanya
kita tidak bisa berdua bersama
dan jika kau kasih
jangan tanya mengapa
kerna hatiku merana dan ku jua duka
berakhirlah kisah cinta yang terlarang
kita c**a manusia hanya bisa merancang
sebak di dada masih terasa hingga kini
untuk dia ku nyanyi lagu ini (yeah)
dia Isabella (cintaku)
lambang cinta yang lahara (ratuku)
terpisah kerana (namun)
adat yang berbeza
cintaku gugur bersama daun-daun kekeringan
moga dibukakan
pintu hatimu untukku
akan terbentang jalan
andainya kau setia
oh Isabella.......